Bangun Dari Mati Suri
Dengan diadakannya program ketahana pangan, Pemdes Kebasen merancang sebuah terobosan baru untuk warga dalam mengimplementasikan program tersebut. Bebek merupakan jawaban yang dapat dijadikan untuk program ketahanan pangan. Berawal dari keprihatinan Pemdes Kebasen dengan kondisi Karang Taruna yang sudah mati suri, dengan penuh semangat dan keyakinan Pemdes Kebasen menawarkan bantuan ternak bebek kepada Karang Taruna. Ibarat gayung bersambut, bantuan tersebut diterima dan dijalankan oleh Karang Taruna Desa Kebasen.
Pemdes Kebasen memberikan 200 ekor bebek sebagai modal pertama untuk dipelihara. Bebek ini berjenis bebek petelur. Dengan bermodal pengetahuan beternak bebek yang didapatkan dari medsos dan belajar langsung dari peternak, Karang Taruna Desa Kebasen mulai berproses. Optimisme tinggi yang ditunjukkan oleh Karang Taruna membuahkan hasil. Tidak butuh waktu lama, hanya 2 bulan bebek sudah mulai bertelur. Produksi telur dapat dikatakan berhasil, sehingga kurang dari 5 bulan sudah dapat mengembalikan modal yang dipakai untuk pembelian pakan. Hal ini menjadi hal yang sangat membanggakan bagi Pemdes Kebasen. Tidak sampai disitu, ternyata telur bebek yang dihasilkan sangat diminati oleh pasar. Seringkali Karang Taruna kekurangan telur guna memenuhi permintaan pasar.
Berkaca dari hal itu, Pemdes Kebasen merasa perlu meningkatkan produksi telur bebek agar dapat memenuhi permintaan pasar. Kesuksesan Karang Taruna tersebut memunculkan ide “bagaimana kesuksesan tersebut dapat menular ke lembaga desa yang lain”. Maka Pemdes Kebasen juga merancang bantuan yang sama tetapi diperuntukkan bagi semua RT se Desa Kebasen. Dengan jumlah 36 RT dan per RT diberikan 50 ekor, Pemdes Kebasen berharap dapat memberikan program ketahanan pangan yang baik untuk semua lapisan masyarakat. Kesuksesan ini jangan sampai hanya dinikmati oleh Karang Taruna, tetapi dapat dirasakan oleh semuanya.