“Kesambat”, Gotong Royongnya Warga Kebasen
“Ji-ro-lu...!!!” (satu-dua-tiga). Salah seorang dari mereka memberi aba-aba supaya bebarengan mengangkat kerangka rumah dan rangken (kerangka atap). Tidak lama kemudian suara tak-tek-tok palu berbenturan dengan paku terdengar di rumah yang baru berdiri itu. Ada juga yang menganyam bambu untuk pagar kamar. Beberapa orang terlihat menyusun blabag (papan kayu) untuk pagar sisi rumah. Tidak hanya itu, ibu-ibu tetangga juga membantu memasak didapur dan mempersiapkan wedang (minuman) untuk 23 pekerja yang terdiri dari bapak-bapak dan remaja laki-laki. Anak-anak pun membantu mendorong gerobag yang berisi tanah untuk mengurug (menimbun) beranda rumah. Itulah gambaran kekompakkan warga yang berada di Kebasen RT.06/03. Mendung kala itu (22/05/14) tidak menyurutkan semangat mereka untuk kesambat.
Kesambat adalah gotong royong atau kerja sama dalam mendirikan rumah yang dilakukan oleh keluarga maupun tetangga. Sebagai tanda akan dimulainya kesambat, biasanya ditabuh kentong di pagi harinya untuk mengundang warga.
Pembangunan rumah sederhana ini tidak seperti pembangunan rumah permanen yang memperdayakan pekerja komersil. Kesambat masih mengutamakan keikhlasan warga dari laki-laki maupun perempuan, tua muda, hingga anak-anak untuk bergotong royong. Kekompakkan mereka patut diacungi jempol. Terbukti, hanya beberapa jam saja rumah sederhana sudah berdiri. Mereka tidak mengharap imbalan karena mereka ikhlas sebagai perwujuadan jiwa sosial mereka untuk membantu sesama. Kegiatan ini diakhiri dengan makan bersama. Sebagai ucapan terima kasih, tuan rumah memberi besek yang berisi makanan dan lauk pauknya.
(Andi Priyatno)